Laman

Minggu, 25 Juli 2010

Dzikir Antara Hati dan Lisan

Dzikir merupakan ibadah hati dan lisan, yang tidak mengenal batasan waktu. Bahkan Allah menyifati ulil albab, adalah mereka-mereka yang senantiasa menyebut Rabnya, baik dalam keadaan berdiri, duduk bahkan juga berbaring. Oleh karenanya dzikir bukan hanya ibadah yang bersifat lisaniah, namun juga qolbiah. Imam Nawawi menyatakan bahwa yang afdhal adalah dilakukan bersamaan di lisan dan di hati. Sekiranyapun harus salah satunya, maka dzikir hatilah yang lebih afdhal. Meskipun demikian, menghadirkan maknanya dalam hati, memahami maksudnya merupakan suatu hal yang harus diupayakan dalam dzikir.
"Yang dimaksud dengan dzikir adalah menghadirkan hati. Seyogyanya hal ini menjadi tujuan dzikir, hingga seseorang berusaha merealisasikannya dengan mentadaburi apa yang didzikirkan dan memahmi makna yang dikandungnya.."
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ibnu Sirin, "bahwa Abu Bakar senantiasa mengecilkan suaranya dalam shalat, sedangkan Umar mengeraskan suaranya. Hingga suatu ketika Abu Bakar ditanya mengenai pelannya suara, beliau menjawab, "Aku bermunajat kepada Rabku, dan Allah telah mengetahui keperluanku." Sementara Umar menjawab, "Aku mengeraskannya untuk mengusir syaitan dan menghancurkan berhala." Maka tatkala turun ayat ini, dikatakan kepada Abu Bakar agar mengeraskan sedikit suaranya dan kepada Umar agar dikecilkan sedikit suaranya."
Dan doa merupakan bagian dari dzikir. Kemudian terlepas dari "jahr" dan "sir", yang paling penting adalah bagaimana hati dan lisan tidak pernah kering dari dzikrullah.

Keutamaan Dzikir

Dzikir merambah aspek yang luas dalam diri insan. Karena dengan dzikir, seseorang pada hakekatnya sedang berhubungan dengan Allah. Dzikir juga merupakan makanan pokok bagi hati setiap mu'min, yang jika dilupakan maka hati insan akan berubah menjadi kuburan. Dzikir juga diibaratkan seperti bangunan-bangunan suatu negri; yang tanpa dzikir, seolah sebuah negri hancur porak poranda bangunannya. Dzikir juga merupakan senjata bagi musafir untuk menumpas para perompak jalanan. Dzikirpun merupakan alat yang handal untuk memadamkan kobaran api yang membakar dan membumi hanguskan rumah insan. Demikianlah diungkapkan dalam "Tahdzib Madarijis Salikin".

Rasulullah SAW juga pernah menggambarkan perumpamaan orang yang berdzikir kepada Allah seperti orang yang hidup, sementara orang yang tidak berdzikir kepada Allah sebagai orang yang mati:

"Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Allah dan orang yang tidak berdzikir, adalah seumpama orang yang hidup dan mati." (HR. Bukhari)

Bahkan dalam riwayat lain, Rasulullah SAW juga mengumpamakannya dengan rumah. Rumah orang yang berdzikir kepada Allah adalah rumah manusia hidup, dan rumah orang yang tidak berdzikir adalah seperti rumah orang mati, atau kuburan.

Seorang mu'min yang senantiasa mengajak orang lain untuk kembali kepada Allah, akan sangat memerlukan porsi dzikrullah yang melebihi daripada porsi seorang muslim biasa. Karena pada hakekatnya, ia ingin kembali menghidupkan hati mereka yang telah mati. Namun bagaimana mungkin ia dapat mengemban amanah tersebut, manakala hatinya sendiri redup remang-remang, atau bahkan juga turut mati dan porak poranda.

Pengertian Ilmu Tauhid

lmu tauhid adalah ilmu yang membicarakan tentang sifat – sifat allah swt dan sifat – sifat para utusanya yang terdiri dari sifat yang wajib, sifat jaiz dan sifat yang mustahil. selain dari itu juga menerangkan segala yang memungkinkandan dapat diterima oleh akal, untuk menjadikan bukti dan dalil, dengan dibantu oleh masalah sam’iyat agar dapat mempercayai dalil itu dengan yakin tanpa keraguan di hati.

Ilmu Tauhid disebut juga ilmu ushuluddin ( dasar – dasar atau pokok – pokok agama ) atau ilmu kalam ( berasal dari masalah kalam/ucapan allah) sebab ilmu tauhid adalah ilmu yang membahas dan membicarakan ke-esa-an allah swt. selain itu, ilmu tauhid juga membicarakan pokok – pokok agama. oleh karena itu ilmu tersebut disebut ilmu ushuluddin. disebut ilmu kalam karena karena ilmu tersebut juga membicarakan tentang kalamullah yang sering diperdebatakan oleh banyak orang dalam hal kalamullah, apakah kalamullah itu termasuk yang Qadim atau yang Hadits.

Wilayah pembatasan tauhid adalah Dzat-dzat allah dan sifat rasulnya yang mulia, sehingga ilmu ini merupakan ilmu yang mulia dan menjadi kewajiban kita mempelajari ilmu tauhid. adapun masalah yang umum, yaitu seperti allah bersifat wujud, qidam, dan sifat-sifat lain yang menunjukan kesempurnaanya, dan mustahil bagi allah adam dan huduts serta sifat – sifat lain lawan dari sifat – sifat yang wajib bagi allah.

Pengertian Ilmu Tauhid

lmu tauhid adalah ilmu yang membicarakan tentang sifat – sifat allah swt dan sifat – sifat para utusanya yang terdiri dari sifat yang wajib, sifat jaiz dan sifat yang mustahil. selain dari itu juga menerangkan segala yang memungkinkandan dapat diterima oleh akal, untuk menjadikan bukti dan dalil, dengan dibantu oleh masalah sam’iyat agar dapat mempercayai dalil itu dengan yakin tanpa keraguan di hati.

Ilmu Tauhid disebut juga ilmu ushuluddin ( dasar – dasar atau pokok – pokok agama ) atau ilmu kalam ( berasal dari masalah kalam/ucapan allah) sebab ilmu tauhid adalah ilmu yang membahas dan membicarakan ke-esa-an allah swt. selain itu, ilmu tauhid juga membicarakan pokok – pokok agama. oleh karena itu ilmu tersebut disebut ilmu ushuluddin. disebut ilmu kalam karena karena ilmu tersebut juga membicarakan tentang kalamullah yang sering diperdebatakan oleh banyak orang dalam hal kalamullah, apakah kalamullah itu termasuk yang Qadim atau yang Hadits.

Wilayah pembatasan tauhid adalah Dzat-dzat allah dan sifat rasulnya yang mulia, sehingga ilmu ini merupakan ilmu yang mulia dan menjadi kewajiban kita mempelajari ilmu tauhid. adapun masalah yang umum, yaitu seperti allah bersifat wujud, qidam, dan sifat-sifat lain yang menunjukan kesempurnaanya, dan mustahil bagi allah adam dan huduts serta sifat – sifat lain lawan dari sifat – sifat yang wajib bagi allah.

Tafakur

Tafakur adalah suatu perenungan dengan melihat, menganalisa, meyakini secara pasti untuk mendapatkan keyakinan terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan Allah. Banyak hal dari Allah yang harus ditelaah, dianalisa hingga akal pikiran yakin dan perasaan menerima, seperti sifat sifat Allah, nama nama Allah, ciptaan ciptaan Allah semua akan membawa kepada percaya adanya Allah. Tuhannya Islam bernama Allah dengan memiliki 99 nama lainnya, Allah mempunyai sifat yang spesifik, mempunyai ciptaan, mempunyai dzat Ketuhanan. Tafakur dalam Islam akan meningkatkan tauhid, keyakinan dan kepercayaan kepada Allah berdasarkan akal pikiran dan perasaan atau hati.

Selain untuk mendekatkan diri kepada Allah, Tafakur juga dapat digunakan untuk setiap saat melihat, memperhatikan perilaku, sifat, kejadian, masalah yang setiap saat muncul selama manusia – umat Islam menjalani kehidupan.

Dalam menjalani kehidupan harus selalu diwaspadai, akan terjadi hal-hal baru yang baik atau buruk, menguntungkan dan atau merugikan. Semua ini ada yang dapat diatasi dan diatur, ada yang tidak, terjadi secara spontan menurutkan kehendak Allah Subhanahu Wa Taala, ada yang dapat diterima dan lebih sering tidak dapat diterima.

Tafakur dapat di bagi menjadi 3 golongon, yaitu:

  1. Tafakur Kepada Allah Subhanahu Wa Taala
  2. Tafakur Kepada Nabiyullah Muhammad Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam
  3. Tafakur Kepada Diri Sendiri

Makna Tawakal

Tawakkal artinya berpasrah diri kepada Allah setelah melakukan upaya-upaya secara maksimal. Kita hidup di dunia jika menginginkan sesuatu maka ia harus berusaha untuk menggapainya. Meski demikian, usaha kita tidak sepenuhnya menentukan, karena banyak faktor lain yang ikut bermain, misalnya faktor kebetulan, faktor yang dipercaya sebagai keberuntungan, faktor doa dan sebagainya. Orang yang menyombongkan keberhasilannya sebagai usaha sendiri termasuk orang yang buruk akhlaknya terhadap Allah, dan bahkan bisa terperangkap ke dalam syirk khofiy. Seorang yang bertawakkal kepada Allah adalah orang yang bekerja keras untuk menggapai apa yang diinginkannya dengan mengikuti prosedur yang wajar (menggunakan management usaha), tetapi ia tetap meyakini bahwa keberhasilan usahanya ditentukan oleh Allah Yang Maha Pengatur. Ia yakin betul bahwa upaya dan kekuatan itu tidak efektif tanpa izin Allah, la hauls wala quwwata ills billah al’Aliy al ‘Aziem.

Pengertian tawakkal difahami dari hadis yang berbunyi I’qilha wa tawakkal. Dikisahkan bahwa ada seseorang baru datang dari luar kota menemui Rasulullah. Beliau menanyakan apakah ontanya diikat (di parkir secara benar dan dikunci). Orang itu menjawab: Tidak ya Rasulullah, saya tawakkal saja kepada Allah. Rasul lalu menegurnya; (jangan begitu), ikat dulu untamu secara benar, baru engkau bertawakkal kepada Allah. Dari hadis itu dapat difahami bahwa kepercayaan kepada Allah sebagai Yang Maha Kuasa , Maha Pengatur dan Maha Penentu tidak mengurangi professionalitas dan rasionalitas usaha.

Tingkat kemampuan seseorang untuk bertawakkal kepada Allah berhubungan juga dengan tingkat ketauhidannya. Imam Gazali menggambarkan tingkat-tingkat tawakkal dengan perumpamaan sebagai berikut:

Jika engkau mau pergi ke padang pasir gersang, maka engkau harus mempersiapkan segala kebutuhan yang diperlukan di sana, makanan, minuman, tenda, kendaraan dan sebagainya. Jika sudah lengkap berangkatlah anda dengan bertawakkal kepada Allah. Jika tidak lengkap jangan berani nekat, karena di sana alamnya sangat kejam. Ini adalah tawakkal tingkat terendah.

Jika engkau akan pergi ke hutan tetapi tidak ada bekal makanan, yang ada hanya alat berburu (senapan, pisau,korek dan termos air), berangkat sajalah dengan tawakkal kepada Allah, Insya Allah anda bisa menemukan bahan makanan disana. Ini adalah bentuk tawakkal orang yang telah memiliki ketrampilan tertentu.

Jika anda tidak memiliki bekal apapun, tetapi anda harus pergi juga ke suatu tempat, maka pergilah dengan tawakkal kepada Allah, asal tempat yang anda tuju itu masih ada atau banyak orang. Tawakkal tingkat ini masih rasional karena sifat sosial masyarakat akan dapat menjadi tumpuan hidupnya.

Meski anda tidak mempunyai bekal apapun, dan di tempat yang anda tuju tidak juga ada persediaan bekal, sedang anda tidak bisa menghindar dari keharusan untuk pergi ke tempat itu, maka pergilah dengan bertawakkal kepada Allah. Insya Allah Dia akan memberi apa yang anda butuhkan. Tawakkal tingkat ini adalah tawakkalnya kaum khowash, orang yang sebenar-benarnya bertauhid, karena ia telah mencapai tingkat ketaqwaan yang meyakini betul bahwa Allah Maha Kuasa mengadakan yang tiada, mengembalikan yang hilang, memberi rizki kepada seluruh hamba Nya dimanapun ia hidup, dan maka Pengasih lagi Penyayang kepada makhlukNya.

Tawakkal merupakan wujud akhlak kita kepada Allah, yang oleh karena itu perbuatan itu bernilai ibadah. Secara psikologis, orang yang bertawakkal dapat terhindar dari perasaan kecewa berkepanjangan jika menghadapi kegagalan, dan terhindar dari rasa sombong jika memperoleh keberhasilan, karena ia menempatkan diri sebagai hamba yang berprasangka baik terhadap kehendak Allah. Orang yang sudah bisa bertawakkal, jika ia sukses dalam suatu hal, disamping ia mengucapkan syukur kepada Allah, ia juga bertanya-tanya dalam hatinya, jangan-jangan kesuksesan ini merupakan cobaan dari Allah.

Sebaliknya jika setelah bekerja keras secara benar untuk menggapai apa yang diinginkan tetapi mengalami kegagalan, maka ia menyalahkan diri sendiri dan mengembalikan persoalannya kepada Allah Yang Maha Pengatur serasa berprasangka bahwa kegagalan itu merupakan rahmat Allah, karena boleh jadi di mata Allah ia belum layak menerima apa yang diinginkannya. Di satu sisi, tawakkal adalah juga merupakan bentuk tawaddu’ atau rendah hati seorang hamba kepada Sang Khaliq. Orang yang bertawakkal pada umumnya juga ridla (puas) atas apapun yang diterimanya dari Allah, baik yang bersifat peningkatan maupun yang bersifat penurunan, karena ia memahami makna pemberian Allah.

Makna Istighfar

Makna Istighfar menurut Imam Ali bin Abi Thalib
Berkata seseorang di hadapan Imam Ali bin Abi Thalib as: "Astaghfirullah"
Maka imam ali as berkata kepada orang tersebut : "Apakah engkau tahu arti
istighfar? Istighfar adalah derajatnya orang-orang yang dekat dengan Allah.
Dan ketahuilah bahwa istighfar itu suatu nama yang mengandung / mempunyai 6
arti yaitu:
  1. Menyesali atas apa-apa yang telah terjadi di masa lampau.
  2. Bertekad untuk meninggalkan kembalinya perbuatan itu selamanya.
  3. Supaya engkau memberikan kepada semua manusia hak-hak mereka sehingga engkau menemui Allah, tidak ada yang mengikutimu dari hak-hak itu.
  4. Supaya engkau mengerjakan setiap kewajiban yang engkau telah tinggalkan dan engkau tunaikan hak-haknya.
  5. Daging-daging yang tumbuh dari hasil pencarian yang haram, engkau lumerkan dengan kesedihan-kesedihan, sehingga melekat/menempel kulit dengan tulang dan tumbuh di antara nya setelah itu daging yang baru.
  6. Supaya engkau merasakan badan yang sakit karena mengerjakan taat, seperti engkau merasakan manisnya maksiat. Dan setelah itu, ujar Imam Ali as, barulah engkau mengucap:"Astaghfirullah".
Berkata Imam muhammad Al-baqir as:
"Di bumi ini ada dua pengaman dari siksa Allah. Salah satunya telah di
angkat oleh Allah dan bagian yang lain, maka berpegang teguhlah dengan yang
lain itu. Ketahuilah bahwa pengaman yang telah di angkat oleh Allah adalah
Rasulullah Saaw dan yang lainnya ialah Istighfar."
Allah berfirman dalam surat Al-Anfal ayat 33
"Dan Allah sekali-kali tidak akan meng-azab mereka, sedang kamu (muhammad)
berada di antara mereka. Dan tidak pula Allah akan meng-azab mereka sedang
mereka meminta ampun".

3 Makna Istiqomah

Ketika membicarakan apa itu istiqomah, akan banyak sekali interpretasi yang muncul berkaitan dengan maknanya. Satu kata ini memang memiliki makna yang sangat dalam sehingga ketika ada seorang sahabat yang bertanya kepada Rasulullah. “Ya Rasulullah, ajarilah aku tentang islam yang aku tidak akan menyakan ini lagi kepadamu?”. Maka Rasul pun menjawab “Berislamlah, berbuat baiklah lalu istiqomah”. Karena amalan yang paling disukai oleh Allah bukanlah amalan yang besar semata. Tapi Allah akan menyukai amalan yang dijalankan secara kontinyu meskipun hanya merupakan amalan yang nilainya kecil.
Beberapa makna Istiqomah yang bisa kita ambil hikmahnya adalah, Konsisten, Persisten, dan Konsekuen. Ketiga unsur makna ini adalah bentuk dari perwujudan sebuah makna keistiqomahan dalam berjuang dengan idealisme dakwah yang tinggi., yang akan tetap memperjuangkan dakwah dengan keistiqomahan idelaisme hingga syahid menjai penutup akhir hidup seorang mujahid dakwah.

1. Konsisten
Idealaisme tak dibatasi oleh waktu. Ia tak hanya berumur 4 atau 5 tahun dan bersemayam di jiwa hanya ketika berada di kampus. Idealisme harus dibentuk dengan penuh pemahaman bahwa apa yang selama ini diperjuangkan dan diyakini adalah memang sebuah kebenaran. Bukan hanya sekedar taklid, mengikut tanpa tahu maksud. Idealisme tidak akan bertahan lama bila dibangun diatas fondasi pemahaman yang rapuh. serta tidak ditegakkan secara konsisten. Karena hanya orang-orang beridealisme tinggilah yang mampu menhadapi berbagai gelombang ujian kehidupan. Konsisten berarti apa yang dikatakannya hari ini adalah juga merupakan perkataannya hari esok.

2. Persisten
Ketika sebuah usaha mengalami kegagalan atau menemui berbagai macam benturan kepentingan yang saling melemahkan, maka persistensi seseorang yang memiliki idealisme tinggi harus menjadi senjata ampuh untuk bisa menjadi tameng dalam menghadapi beratnya cobaan itu. Ketika terjatuh, ia harus kembali bangkit. Bukan sekedar menyesali kesalahannnya. Introspeksi memang penting, tapi jauh lebih penting lagi bila kita tak hanya menyesali kesalahan, kita harus mampu mencari solusi untuk bangkit dari kegagalan. Karena orang yang kuat bukan hanya yang mampu melewati terpaan ujian semata, tapi mampu kembali mendongakkan wajah saat raganya mulai tersungkur dan mampu mengepalkan kembali semangat juang dari keterjatuhan. Persisten harus dibangun dalam diri setiap mujahid-mujahid dakwah karena akan banyak sekali tenaga yang dibutuhkan dalam memperjuangkan nilai-nilai syari’at dan kemenangan dakwah di muka bumi.

3. Konsekuen
Hal yang menjadi penting bagi seseorang yang memiliki idealisme adalah ia harus konsekuen dengan apapun yang ia perbuat. Ia harus mampu berada di garis terdepan ketika banyak orang yang mencela. Bukan sembunyi dibalik ketakutan yang menghantui. Apapun yang telah kita perjuangkan pasti ada konsekuensinya. Memperjuangkan dakwah berarti kita harus siap dengan segala macam hambatan dan musuh-musuh dakwah yang pasti akan selalu mencari celah untuk menghancurkan kita. Memperjuangkan dakwah berarti kita harus rela mengorbankan segala potensi yang kita miliki, selama itu masih bisa kita lakukan. Harta, waktu, tenaga bahkan juiwa adalah potensi-potensi itu. Dakwah ini membutuhkan orang-orang yang tetap tegar memperjuangkan dakwah sehingga ia mampu menjadi seorang pejuang yang tak kenal lelah. Karena kelelahan hanya akan membuat kita semakin terperdaya untuk meminimalisir waktu perjuangan yanga ada. Kelelahan hanya akan membuat produktifitas dakwah ini menurun. Oleh karena itu sangat dibutuhkan sekali energi pembaharu semangat dakwah yang akan menjadi obat bagi kelelahan menyusuri jalan Perjuangan ini.

Tingkatan Ihsan

Nabi juga ditanya oleh Jibril tentang ihsan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Yaitu engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya, maka apabila kamu tidak bisa (beribadah seolah-olah) melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu”. Syaikh Ibnu Utsaimin menjelaskan : Diantara faedah yang bisa dipetik dari hadits ini adalah penjelasan tentang ihsan yaitu seorang manusia menyembah Robbnya dengan ibadah yang dipenuhi rasa harap dan keinginan, seolah-olah dia melihat-Nya sehingga diapun sangat ingin sampai kepada-Nya, dan ini adalah derajat ihsan yang paling sempurna. Tapi bila dia tidak bisa mencapai kondisi semacam ini maka hendaknya dia berada di derajat kedua yaitu : menyembah Allah dengan ibadah yang dipenuhi rasa takut dan cemas dari tertimpa siksa-Nya, oleh karena itulah Nabi bersabda, “Jika kamu tidak bisa melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu” artinya jika kamu tidak mampu menyembah-Nya seolah-olah kamu melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu” (Ta’liq Syarah Arba’in hlm. 21).

Tingkatan Iman

Selanjutnya Nabi ditanya mengenai iman. Beliau bersabda, “Iman itu ialah engkau beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari akhir dan engkau beriman terhadap qodho’ dan qodar; yang baik maupun yang buruk”. Jadi Iman yang dimaksud disini mencakup perkara-perkara batiniyah yang ada di dalam hati. Syaikh Ibnu ‘Utsaimin mengatakan : Diantara faedah yang bisa dipetik dari hadits ini adalah pembedaan antara islam dan iman, ini terjadi apabila kedua-duanya disebutkan secara bersama-sama, maka ketika itu islam ditafsirkan dengan amalan-amalan anggota badan sedangkan iman ditafsirkan dengan amalan-amalan hati, akan tetapi bila sebutkan secara mutlak salah satunya (islam saja atau iman saja) maka sudah mencakup yang lainnya. Seperti dalam firman Allah Ta’ala (yang artinya), “Dan Aku telah ridho Islam menjadi agama kalian” (Al Ma’idah : 3) maka kata Islam di sini sudah mencakup islam dan iman.. (Ta’liq Syarah Arba’in hlm. 17).

Tingkatan Islam

Di dalam hadits tersebut, ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang Islam beliau menjawab, “Islam itu engkau bersaksi bahwa tidak ada sesembahan (yang haq) selain Allah dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah, engkau dirikan sholat, tunaikan zakat, berpuasa Romadhon dan berhaji ke Baitullah jika engkau mampu untuk menempuh perjalanan ke sana”. Syaikh Ibnu Utsaimin menjelaskan : Diantara faedah yang bisa dipetik dari hadits ini ialah bahwa Islam itu terdiri dari 5 rukun (Ta’liq Syarah Arba’in hlm. 14). Jadi Islam yang dimaksud disini adalah amalan-amalan lahiriyah yang meliputi syahadat, sholat, puasa, zakat dan haji.

Islam Mencakup 3 Tingkatan

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam suatu hari pernah didatangi malaikat Jibril dalam wujud seorang lelaki yang tidak dikenali jati dirinya oleh para sahabat yang ada pada saat itu, dia menanyakan kepada beliau tentang Islam, Iman dan Ihsan. Setelah beliau menjawab berbagai pertanyaan Jibril dan dia pun telah meninggalkan mereka, maka pada suatu kesempatan Rasulullah bertanya kepada sahabat Umar bin Khoththob, “Wahai Umar, tahukah kamu siapakah orang yang bertanya itu ?”. Maka Umar menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lah yang lebih tahu”. Nabi pun bersabda, “Sesungguhnya dia itu adalah Jibril yang datang kepada kalian untuk mengajarkan agama kalian” (HR. Muslim). Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah mengatakan : Di dalam (penggalan) hadits ini terdapat dalil bahwasanya Iman, Islam dan Ihsan semuanya diberi nama ad din/agama (Ta’liq Syarah Arba’in hlm. 23). Jadi agama Islam yang kita anut ini mencakup 3 tingkatan; Islam, iman dan ihsan.

Makna Islam

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin rahimahullah berkata :

Pengertian Islam secara umum adalah beribadah kepada Allah dengan syari’at-Nya sejak masa Allah mengutus para Rasul hingga tegaknya hari kiamat. Pengertian Islam inilah yang dimaksud oleh Allah dalam banyak ayat yang menunjukkan bahwa syari’at-syari’at terdahulu semuanya juga disebut berislam kepada Allah ‘azza wa jalla, seperti firman Allah yang menceritakan tentang Ibrahim (yang artinya), “Wahai Rabb kami jadikanlah kami berdua orang yang muslim kepada-Mu dan juga anak keturunan Kami sebagai umat yang muslim kepada-Mu.” (QS. Al-Baqarah : 128).

Adapun Islam dalam pengertian yang lebih khusus semenjak pengutusan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah hanya mencakup agama yang dibawa oleh Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hal itu disebabkan agama yang beliau ajarkan menjadi penghapus seluruh agama terdahulu. Sehingga siapa saja (orang sesudah beliau) yang mengikuti beliau menjadi orang muslim dan siapa saja yang menentang beliau maka dia bukanlah muslim. Maka para pengikut rasul terdahulu adalah orang muslim di masa rasul mereka. Orang Yahudi adalah kaum muslimin di masa Musa ‘alaihis salam. Begitu pula orang Nasrani adalah kaum muslimin di masa Isa ‘alaihis salam. Adapun ketika Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam telah diutus kemudian mereka mengingkari risalah beliau maka mereka bukan lagi kaum muslimin.

Agama Islam dalam pengertian inilah agama yang sekarang diterima di sisi Allah dan akan bermanfaat bagi pemeluknya. Allah ‘azza wa jalla berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya agama yang benar di sisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Ali-’Imraan : 19). Dan Allah juga berfirman (yang artinya), “Dan barangsiapa yang mencari agama selain Islam maka tidak akan diterima darinya dan di akhirat dia akan termasuk golongan yang menderita kerugian.” (QS. Ali-’Imraan : 85). Seperti inilah keislaman yang dianugerahkan Allah kepada Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam beserta umatnya. Allah ta’ala berfirman (yang artinya),”Pada hari ini Aku telah sempurnakan bagimu agamamu dan Aku telah cukupkan nikmat-Ku atasmu. Dan Aku pun ridha Islam sebagai agama bagimu.” (QS. Al-Maa’idah : 3). (Syarh Tsalatsatil Ushul, hal. 20-21)

Sejarah Islam di Indonesia

Pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke Cina untuk memperkenalkan Daulah Islam yang belum lama berdiri. Dalam perjalanan yang memakan waktu empat tahun ini, para utusan Utsman ternyata sempat singgah di Kepulauan Nusantara. Beberapa tahun kemudian, tepatnya tahun 674 M, Dinasti Umayyah telah mendirikan pangkalan dagang di pantai barat Sumatera. Inilah perkenalan pertama penduduk Indonesia dengan Islam. Sejak itu para pelaut dan pedagang Muslim terus berdatangan, abad demi abad. Mereka membeli hasil bumi dari negeri nan hijau ini sambil berdakwah.

Lambat laun penduduk pribumi mulai memeluk Islam meskipun belum secara besar-besaran. Aceh, daerah paling barat dari Kepulauan Nusantara, adalah yang pertama sekali menerima agama Islam. Bahkan di Acehlah kerajaan Islam pertama di Indonesia berdiri, yakni Pasai. Berita dari Marcopolo menyebutkan bahwa pada saat persinggahannya di Pasai tahun 692 H / 1292 M, telah banyak orang Arab yang menyebarkan Islam. Begitu pula berita dari Ibnu Battuthah, pengembara Muslim dari Maghribi., yang ketika singgah di Aceh tahun 746 H / 1345 M menuliskan bahwa di Aceh telah tersebar mazhab Syafi'i. Adapun peninggalan tertua dari kaum Muslimin yang ditemukan di Indonesia terdapat di Gresik, Jawa Timur. Berupa komplek makam Islam, yang salah satu diantaranya adalah makam seorang Muslimah bernama Fathimah binti Maimun. Pada makamnya tertulis angka tahun 475 H / 1082 M, yaitu pada jaman Kerajaan Singasari. Diperkirakan makam-makam ini bukan dari penduduk asli, melainkan makam para pedagang Arab.

Sampai dengan abad ke-8 H / 14 M, belum ada pengislaman penduduk pribumi Nusantara secara besar-besaran. Baru pada abad ke-9 H / 14 M, penduduk pribumi memeluk Islam secara massal. Para pakar sejarah berpendapat bahwa masuk Islamnya penduduk Nusantara secara besar-besaran pada abad tersebut disebabkan saat itu kaum Muslimin sudah memiliki kekuatan politik yang berarti. Yaitu ditandai dengan berdirinya beberapa kerajaan bercorak Islam seperti Kerajaan Aceh Darussalam, Malaka, Demak, Cirebon, serta Ternate. Para penguasa kerajaan-kerajaan ini berdarah campuran, keturunan raja-raja pribumi pra Islam dan para pendatang Arab. Pesatnya Islamisasi pada abad ke-14 dan 15 M antara lain juga disebabkan oleh surutnya kekuatan dan pengaruh kerajaan-kerajaan Hindu / Budha di Nusantara seperti Majapahit, Sriwijaya dan Sunda. Thomas Arnold dalam The Preaching of Islam mengatakan bahwa kedatangan Islam bukanlah sebagai penakluk seperti halnya bangsa Portugis dan Spanyol. Islam datang ke Asia Tenggara dengan jalan damai, tidak dengan pedang, tidak dengan merebut kekuasaan politik. Islam masuk ke Nusantara dengan cara yang benar-benar menunjukkannya sebagai rahmatan lil'alamin.

Dengan masuk Islamnya penduduk pribumi Nusantara dan terbentuknya pemerintahan-pemerintahan Islam di berbagai daerah kepulauan ini, perdagangan dengan kaum Muslimin dari pusat dunia Islam menjadi semakin erat. Orang Arab yang bermigrasi ke Nusantara juga semakin banyak. Yang terbesar diantaranya adalah berasal dari Hadramaut, Yaman. Dalam Tarikh Hadramaut, migrasi ini bahkan dikatakan sebagai yang terbesar sepanjang sejarah Hadramaut. Namun setelah bangsa-bangsa Eropa Nasrani berdatangan dan dengan rakusnya menguasai daerah-demi daerah di Nusantara, hubungan dengan pusat dunia Islam seakan terputus. Terutama di abad ke 17 dan 18 Masehi. Penyebabnya, selain karena kaum Muslimin Nusantara disibukkan oleh perlawanan menentang penjajahan, juga karena berbagai peraturan yang diciptakan oleh kaum kolonialis. Setiap kali para penjajah - terutama Belanda - menundukkan kerajaan Islam di Nusantara, mereka pasti menyodorkan perjanjian yang isinya melarang kerajaan tersebut berhubungan dagang dengan dunia luar kecuali melalui mereka. Maka terputuslah hubungan ummat Islam Nusantara dengan ummat Islam dari bangsa-bangsa lain yang telah terjalin beratus-ratus tahun. Keinginan kaum kolonialis untuk menjauhkan ummat Islam Nusantara dengan akarnya, juga terlihat dari kebijakan mereka yang mempersulit pembauran antara orang Arab dengan pribumi.

Semenjak awal datangnya bangsa Eropa pada akhir abad ke-15 Masehi ke kepulauan subur makmur ini, memang sudah terlihat sifat rakus mereka untuk menguasai. Apalagi mereka mendapati kenyataan bahwa penduduk kepulauan ini telah memeluk Islam, agama seteru mereka, sehingga semangat Perang Salib pun selalu dibawa-bawa setiap kali mereka menundukkan suatu daerah. Dalam memerangi Islam mereka bekerja sama dengan kerajaan-kerajaan pribumi yang masih menganut Hindu / Budha. Satu contoh, untuk memutuskan jalur pelayaran kaum Muslimin, maka setelah menguasai Malaka pada tahun 1511, Portugis menjalin kerjasama dengan Kerajaan Sunda Pajajaran untuk membangun sebuah pangkalan di Sunda Kelapa. Namun maksud Portugis ini gagal total setelah pasukan gabungan Islam dari sepanjang pesisir utara Pulau Jawa bahu membahu menggempur mereka pada tahun 1527 M. Pertempuran besar yang bersejarah ini dipimpin oleh seorang putra Aceh berdarah Arab Gujarat, yaitu Fadhilah Khan Al-Pasai, yang lebih terkenal dengan gelarnya, Fathahillah. Sebelum menjadi orang penting di tiga kerajaan Islam Jawa, yakni Demak, Cirebon dan Banten, Fathahillah sempat berguru di Makkah. Bahkan ikut mempertahankan Makkah dari serbuan Turki Utsmani.

Kedatangan kaum kolonialis di satu sisi telah membangkitkan semangat jihad kaum muslimin Nusantara, namun di sisi lain membuat pendalaman akidah Islam tidak merata. Hanya kalangan pesantren (madrasah) saja yang mendalami keislaman, itupun biasanya terbatas pada mazhab Syafi'i. Sedangkan pada kaum Muslimin kebanyakan, terjadi percampuran akidah dengan tradisi pra Islam. Kalangan priyayi yang dekat dengan Belanda malah sudah terjangkiti gaya hidup Eropa. Kondisi seperti ini setidaknya masih terjadi hingga sekarang. Terlepas dari hal ini, ulama-ulama Nusantara adalah orang-orang yang gigih menentang penjajahan. Meskipun banyak diantara mereka yang berasal dari kalangan tarekat, namun justru kalangan tarekat inilah yang sering bangkit melawan penjajah. Dan meski pada akhirnya setiap perlawanan ini berhasil ditumpas dengan taktik licik, namun sejarah telah mencatat jutaan syuhada Nusantara yang gugur pada berbagai pertempuran melawan Belanda. Sejak perlawanan kerajaan-kerajaan Islam di abad 16 dan 17 seperti Malaka (Malaysia), Sulu (Filipina), Pasai, Banten, Sunda Kelapa, Makassar, Ternate, hingga perlawanan para ulama di abad 18 seperti Perang Cirebon (Bagus rangin), Perang Jawa (Diponegoro), Perang Padri (Imam Bonjol), dan Perang Aceh (Teuku Umar).

Persahabatan

Dan seorang remaja berkata, Bicaralah pada kami tentang Persahabatan.

Dan dia menjawab:
Sahabat adalah keperluan jiwa, yang mesti dipenuhi.
Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau tuai dengan penuh rasa terima kasih.
Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu.
Kerana kau menghampirinya saat hati lupa dan mencarinya saat jiwa mahu kedamaian.

Bila dia berbicara, mengungkapkan fikirannya, kau tiada takut membisikkan kata “Tidak” di kalbumu sendiri, pun tiada kau menyembunyikan kata “Ya”.
Dan bilamana dia diam,hatimu berhenti dari mendengar hatinya; kerana tanpa ungkapan kata, dalam persahabatan, segala fikiran, hasrat, dan keinginan dilahirkan bersama dan dikongsi, dengan kegembiraan tiada terkirakan.
Di kala berpisah dengan sahabat, tiadalah kau berdukacita;
Kerana yang paling kau kasihi dalam dirinya, mungkin kau nampak lebih jelas dalam ketiadaannya, bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki, nampak lebih agung daripada tanah ngarai dataran.

Dan tiada maksud lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya roh kejiwaan.
Kerana cinta yang mencari sesuatu di luar jangkauan misterinya, bukanlah cinta , tetapi sebuah jala yang ditebarkan: hanya menangkap yang tiada diharapkan.

Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu.
Jika dia harus tahu musim surutmu, biarlah dia mengenali pula musim pasangmu.
Gerangan apa sahabat itu jika kau sentiasa mencarinya, untuk sekadar bersama dalam membunuh waktu?
Carilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu!
Kerana dialah yang bisa mengisi kekuranganmu, bukan mengisi kekosonganmu.
Dan dalam manisnya persahabatan, biarkanlah ada tawa ria dan berkongsi kegembiraan..
Kerana dalam titisan kecil embun pagi, hati manusia menemui fajar dan ghairah segar kehidupan.

Cinta

AKU bicara perihal Cinta ????…

Apabila cinta memberi isyarat kepadamu, ikutilah dia,
Walau jalannya sukar dan curam.
Dan pabila sayapnva memelukmu menyerahlah kepadanya.
Walau pedang tersembunyi di antara ujung-ujung sayapnya bisa melukaimu.
Dan kalau dia bicara padamu percayalah padanya.
Walau suaranya bisa membuyarkan mimpi-mimpimu bagai angin utara mengobrak-abrik taman.
Karena sebagaimana cinta memahkotai engkau, demikian pula dia
kan menyalibmu.

Sebagaimana dia ada untuk pertumbuhanmu, demikian pula dia ada untuk pemanakasanmu.

Sebagaimana dia mendaki kepuncakmu dan membelai mesra ranting-rantingmu nan paling lembut yang bergetar dalam cahaya matahari.
Demikian pula dia akan menghunjam ke akarmu dan mengguncang-guncangnya di dalam cengkeraman mereka kepada kami.
Laksana ikatan-ikatan dia menghimpun engkau pada dirinya sendiri.

Dia menebah engkau hingga engkau telanjang.
Dia mengetam engkau demi membebaskan engkau dari kulit arimu.
Dia menggosok-gosokkan engkau sampai putih bersih.
Dia merembas engkau hingga kau menjadi liar;
Dan kemudian dia mengangkat engkau ke api sucinya.

Sehingga engkau bisa menjadi roti suci untuk pesta kudus Tuhan.

Semua ini akan ditunaikan padamu oleh Sang Cinta, supaya bisa kaupahami rahasia hatimu, dan di dalam pemahaman dia menjadi sekeping hati Kehidupan.

Namun pabila dalam ketakutanmu kau hanya akan mencari kedamaian dan kenikmatan cinta.Maka lebih baiklah bagimu kalau kaututupi ketelanjanganmu dan menyingkir dari lantai-penebah cinta.

Memasuki dunia tanpa musim tempat kaudapat tertawa, tapi tak seluruh gelak tawamu, dan menangis, tapi tak sehabis semua airmatamu.

Cinta tak memberikan apa-apa kecuali dirinya sendiri dan tiada mengambil apa pun kecuali dari dirinya sendiri.
Cinta tiada memiliki, pun tiada ingin dimiliki; Karena cinta telah cukup bagi cinta.

Pabila kau mencintai kau takkan berkata, “Tuhan ada di dalam hatiku,” tapi sebaliknya, “Aku berada di dalam hati Tuhan”.

Dan jangan mengira kaudapat mengarahkan jalannya Cinta, sebab cinta, pabila dia menilaimu memang pantas, mengarahkan jalanmu.

Cinta tak menginginkan yang lain kecuali memenuhi dirinya. Namun pabila kau mencintai dan terpaksa memiliki berbagai keinginan, biarlah ini menjadi aneka keinginanmu: Meluluhkan diri dan mengalir bagaikan kali, yang menyanyikan melodinya bagai sang malam.

Mengenali penderitaan dari kelembutan yang begitu jauh.
Merasa dilukai akibat pemahamanmu sendiri tenung cinta;
Dan meneteskan darah dengan ikhlas dan gembira.
Terjaga di kala fajar dengan hati seringan awan dan mensyukuri hari haru penuh cahaya kasih;

Istirah di kala siang dan merenungkan kegembiraan cinta yang meluap-luap;Kembali ke rumah di kala senja dengan rasa syukur;

Dan lalu tertidur dengan doa bagi kekasih di dalam hatimu dan sebuah gita puji pada bibirmu.

Waktu

Dan jika engkau bertanya, bagaimanakah tentang Waktu?….
Kau ingin mengukur waktu yang tanpa ukuran dan tak terukur.

Engkau akan menyesuaikan tingkah lakumu dan bahkan mengarahkan perjalanan jiwamu menurut jam dan musim.
Suatu ketika kau ingin membuat sebatang sungai, diatas bantarannya kau akan duduk dan menyaksikan alirannya.

Namun keabadian di dalam dirimu adalah kesadaran akan kehidupan nan abadi,
Dan mengetahui bahwa kemarin hanyalah kenangan hari ini dan esok hari adalah harapan.

Dan bahwa yang bernyanyi dan merenung dari dalam jiwa, senantiasa menghuni ruang semesta yang menaburkan bintang di angkasa.


Setiap di antara kalian yang tidak merasa bahwa daya mencintainya tiada batasnya?
Dan siapa pula yang tidak merasa bahwa cinta sejati, walau tiada batas, tercakup di dalam inti dirinya, dan tiada bergerak dari pikiran cinta ke pikiran cinta, pun bukan dari tindakan kasih ke tindakan kasih yang lain?

Dan bukanlah sang waktu sebagaimana cinta, tiada terbagi dan tiada kenal ruang?Tapi jika di dalam pikiranmu haru mengukur waktu ke dalam musim, biarkanlah tiap musim merangkum semua musim yang lain,Dan biarkanlah hari ini memeluk masa silam dengan kenangan dan masa depan dengan kerinduan.

Puisi Cinta Kahlil Gibran

CINTA yang AGUNG
Adalah ketika kamu menitikkan air mata
dan MASIH peduli terhadapnya..
Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu MASIH
menunggunya dengan setia..
Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain
dan kamu MASIH bisa tersenyum sembari berkata ‘Aku
turut berbahagia untukmu’

Apabila cinta tidak berhasil…BEBASKAN dirimu…
Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya
dan terbang ke alam bebas LAGI ..
Ingatlah…bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan
kehilangannya..
tapi..ketika cinta itu mati..kamu TIDAK perlu mati
bersamanya…

Orang terkuat BUKAN mereka yang selalu
menang..MELAINKAN mereka yang tetap tegar ketika
mereka jatuh

Kumpulan Puisi Kahlil Gibran

Beberapa Kata Mutiara Karya Kahlil Gibran

"...pabila cinta memanggilmu... ikutilah dia walau jalannya berliku-liku... Dan, pabila sayapnya merangkummu... pasrahlah serta menyerah, walau pedang tersembunyi di sela sayap itu melukaimu..." (Kahlil Gibran)

"...kuhancurkan tulang-tulangku, tetapi aku tidak membuangnya sampai aku mendengar suara cinta memanggilku dan melihat jiwaku siap untuk berpetualang" (Kahlil Gibran)

"Tubuh mempunyai keinginan yang tidak kita ketahui. Mereka dipisahkan karena alasan duniawi dan dipisahkan di ujung bumi. Namun jiwa tetap ada di tangan cinta... terus hidup... sampai kematian datang dan menyeret mereka kepada Tuhan..." (Kahlil Gibran)

"Jangan menangis, Kekasihku... Janganlah menangis dan berbahagialah, karena kita diikat bersama dalam cinta. Hanya dengan cinta yang indah... kita dapat bertahan terhadap derita kemiskinan, pahitnya kesedihan, dan duka perpisahan" (Kahlil Gibran)

"Aku ingin mencintaimu dengan sederhana... seperti kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu... Aku ingin mencintaimu dengan sederhana... seperti isyarat yang tak sempat dikirimkan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada..." (Kahlil Gibran)


"Jika cinta tidak dapat mengembalikan engkau kepadaku dalam kehidupan ini... pastilah cinta akan menyatukan kita dalam kehidupan yang akan datang" (Kahlil Gibran)

"Apa yang telah kucintai laksana seorang anak kini tak henti-hentinya aku mencintai... Dan, apa yang kucintai kini... akan kucintai sampai akhir hidupku, karena cinta ialah semua yang dapat kucapai... dan tak ada yang akan mencabut diriku dari padanya" (Kahlil Gibran)

Jumat, 23 Juli 2010

Air Mata dalam Tahajud

Ditengah kegundahan hati, keresahan yang kita rasakan mengadu hanya kepada Allah sampai meneteskan air mata menjadikan kegundahan hati menjadi lega. Hal itu juga dilakukan oleh Nabi Muhammad yang setiap saat dalam sholat tahajudnya senantiasa meneteskan air matanya. Sebagaimana yang dituturkan oleh Aisyah,

'Dan Rasulullah duduk sambil terus menangis hingga tanah menjadi basah. Lalu datang Bilal mengumandangkan adzan. Waktu Bilal melihat Rasulullah menangis, Bilal bertanya, 'Wahai Rasulullah, kenapa engkau menangis sedangkan Allah telah mengampuni dosamu yang telah lalu dan yang akan datang?' Rasulullah menjawab, 'Apakah engkau tidak suka, jika aku menjadi hamba yang bersyukur?'

Adapun Abdullah bin Asyakhir berkata, 'Aku datang menemui Rasulullah sedang beliau melaksanakan sholat seraya menangis. Suara isak tangis beliau seperti bunyi air di dalam bejana yang sudah mendidih. Beliau bangun diwaktu malam dan melakukan sholat tahajud tanpa berhenti menangis sehingga pangkuan beliau menjadi basah.'

Alangkah indahnya hidup ini bila kita bisa menangis sewaktu kita sholat tahajud, menangis dihadapan Allah sebab hanya kepada Allahlah yang layak menumpahkan semua cucuran air mata kita. Air mata kebahagiaan dunia dan akherat karena sebuah kecintaan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Yuk, jangan lupa ya..sholat tahajud malam ini...

Kamis, 22 Juli 2010

Penyejuk Mata

Engkau adalah penyejuk mataku

yang menentramkan hatiku

hadirmu bagaikan bunga yang bersemi

mewarnai kehidupanku

Engkau adalah penyejuk mataku

yang menentramkan mataku

kau bagaikan embun pagi

yang mengisi ruang hati

Selamanya kita jalinkan

cinta dan kasih sayang

selamanya kita bersama

berjuang di jalan-Nya

Puisi Cinta

Kasih Sayang

Kasih sayang sejati

lahir dari cinta yang murni

tak meminta balasan

tak mengeluhkan keadaan

Kasih sayang sejati

melahirkan simpati

mengeratkan persahabatan

menambah persaudaraan

Kasih sayang sejati

terlahir setiap waktu

tak pandang bulu

tak membedakan kalbu

Kasih sayang sejati

kita pasti mampu …


Yang Kurasakan

yang kurasakan…

Engkau selalu menolongku

walau aku dalam kealpaan

Engkau selalu memberi ilmu

walau aku terus mendzalimi diri sendiri

Engkau selalu memudahkan

walau aku mempersulit diri

Engkau selalu memberi rizki

walau aku belum bersyukur dengan sebenar syukur …

Tanpa-Mu

Tanpa-Mu siapalah aku

hanya setitik debu kehidupan

sangat lemah, hina dan bergantung pada-Mu

Tanpa-Mu apalah artinya

amalan yang telah kulakukan

kering tanpa ruh keridhaan

Tanpa-Mu aku tak kan mampu

menghadapi tipuan dan jeratan nafsu

membara tanpa jemu penuh liku

Puisi Islami

Kasih Sayang


Kasih sayang sejati

lahir dari cinta yang murni

tak meminta balasan

tak mengeluhkan keadaan

Kasih sayang sejati

melahirkan simpati

mengeratkan persahabatan

menambah persaudaraan

Kasih sayang sejati

terlahir setiap waktu

tak pandang bulu

tak membedakan kalbu

Kasih sayang sejati

kita pasti mampu …


Rahasia Cinta

Rahasia cinta ada di hati

dialah cahaya dari sumber cahaya

Pandangan-Nya tertuju padanya

keluasannya tak terbatas

kedalamannya tak terbayangkan

kerumitannya tak terjangkaukan

rahasia cinta hanya ada pada-Nya

maka,

cintailah Dia …

Sang Cinta dan Pencinta

Mentari Hati

Pandanglah mentari pagi hari

Terang namun menyejukkan

Indah tapi bersahaja

Tengoklah mentari hati

bersinarkah ia ?

tampak indahkah ia ?

Renungkan

percayalah, gelapnya hati lebih pekat dari gelapnya malam

yakinilah, terangnya hati lebih terang dari cahaya matahari

waspadalah, kesombongan jiwa lebih lembut dari udara yang kita hirup

perkuatlah, peperangan nafsu lebih hebat dari peperangan dunia manapun

renungkanlah, bila kita mengikuti jalan nafsu, maka takkan pernah ada ujung pangkalnya

Anganku

Anganku melayang
Jauh menembus awan
Sebebas merpati terbang tinggi

Keindahan semu
Hangatnya kugenggam
Lupakan segalanya
Tak perduli
Dalam kenikmatan
kuterbang melayang
Lupa hari esok
Tentang masa depan

Kan kusadari
Semuanya membelenggu cita-cita yang tertanam dalam jiwa
Untuk ku datang mawar gelap
Mengikat erat hasrat jiwa yang penat dan tak sadar

Hari demi hari
Semakin ku mengerti
Kenyataan ini
Tak akan pernah terulang lagi

Kunyakinkan pasti
Esok kan menjelang
Demi masa depan
Hidup perjuangan
Kan kutinggal kan semua ini
Menuju cita yang pasti menempa hati yang suci
Kan kusadari semuanya
Ketegaran jiwa berpadu
Bara cita selamanya
Selamanya

Aku Tak Tahu

Aku tak tahu apa yang akan kukatakan
kelak di sana saat aku di hadapan-Mu Tuhan ….
saat kau meminta pertanggung jawaban
Aku tak tahu apa yang akan menimpa
pada diri ini saat aku di hadapan-Mu Tuhan …
saat ku tak mampu jawab pertanyaan

Sesungguhnya aku tak kan kuasa
menanggung siksa-Mu yang tiada tara
hanya mengharap rahmat dan karunia-Mu
ku dapat selamat dari siksa

Kamut (Kata Mutiara)

Mengalir Seperti Air

Mengalir seperti airhidup yang ingin dijalani

Menghayati apa yang terjadi

berbuat apa yang harus dilalui

walaupun ku sering terjatuh

di lembah keraguan dan ketakutan

aku pun selalu tak mampu

menerjang batu karang

Ya Ilahi teguhkan diri ini

agar terus mengalir seperti air

terus melangkah di jalan-Mu tiada terhenti

Ya Ilahi bantu diri ini

agar sampai kepada-Mu walaupun aku berjalan tertatih

aku tak peduli


Kata-Kata Mutiara

  • Gerhana matahari lebih baik dari gerhana nurani. Gerhana bulan masih lebih baik dari gerhana akal pikiran. Sedangkan gerhana nafsu adalah keselamatan bagimu
  • Setiap senyuman memiliki makna. Makna terendahnya adalah tipu muslihat. Makna tertingginya adalah tulus ikhlas
  • Perbanyaklah menegur diri sendiri karena orang lain tak ingin ditegur seperti dirimu
  • Janganlah engkau heran dengan sifat nafsumu, seperti engkau tidak pernah heran dengan sifat bayanganmu
  • Janganlah engkau tertipu dengan penampilan diri, sebagaimana engkau tak tertipu dengan purnama di malam hari
  • Bersyukurlah dengan kesabaran dan bersabarlah dalam bersyukur
  • Saat engkau melakukan kesalahan, itulah tandanya engkau belajar
  • Deburan ombak yang tiada henti menjadi tanda zikirnya pada sang Pencipta. Bagaimana dengan kita?
  • Ilmu yang diamalkan merupakan tanda ilmu tersebut bermanfaat bagi yang memilikinya. Sudahkah ilmu kita bermanfaat ?
  • Manusia tak bisa hidup tanpa nafsu. Tapi dia akan membunuhmu bila kita menuhankannya
  • Saat kita merasa lemah, pandanglah langit luas. Bukankah hidup kita dalam genggaman sang Pencipta langit?
  • Kendalikanlah nafsumu, maka akhlak mulia kan menjadi milikmu
  • Dunia ini adalah milik-Nya. Tapi kenapa banyak yang tidak minta pada-Nya?
  • Kemuliaan bukan dilihat dari banyaknya harta dan kemudahan. Tapi sebesar apa rasa syukur orang yang mendapatkannya
  • Saat engkau lemah, lihatlah bagaimana Sang Pencipta mampu membangkitkan tanah gersang menjadi subur gembur. Maka, pohonkanlah agar dirimu bangkit semudah Dia menurunkan hujan setelah lama datang kemarau

Kapankah Akan Sadar???

Di antara lorong kehidupan
di antara celah kesadaran
masih tersisa suara nurani
berbisik lirih dan hampir mati

Kapankah engkau akan sadar ?
bukankah duniamu pasti akan pudar ?
Mengapa nafsumu tidak kau bakar ?
rindukah kau pada iman yang tumbuh mekar ?

Mari kita kembali pada ampunan-Nya
Mari kita renungi jalan yang telah kita tempuhi ..

Jangan Putus Asa

Kita hidup di dunia adalah karunia-Nya
maka bersyukurlah dengan taat pada-Nya
Kita pasti pernah berbuat dosa
maka bermohonlah ampun kepada-Nya
Sesungguhnya Dialah Allah
yang Maha Pengasih dan Penyayang
Sesungguhnya Dialah Allah
yang selalu mengampuni kita
Janganlah kita pernah
berputus asa dari rahmat-Nya
karena Dia yang Maha Pengampun
dan menerima taubat kita

Ceritakanlah

Bukankah aku adalah teman baikmu
tapi mengapa kau begitu tertutup
ceritakan apa yang tengah kau rasakan
sehingga kau begitu termenung
Memang aku tidak menjanjikan
dapat memberi penyelesaian
Memang akupun belum tentu
dapat memberikan saran untukmu
Tapi setidaknya engkau tak sendiri
aku kan selalu berusaha membantu
Ingatlah Allah selalu di hatimu
Dialah penolongmu yang sejati (hakiki)
kawan …
Namun bila engkau tidak mau
aku tak akan pernah memaksamu
bila itu terlalu pribadi
hanyalah untuk di hati

Sabarlah Wahai Kawanku

Sabarlah wahai kawanku

hadapi hidup ini

telah menjadi sifat

dari dunia

terkadang senang bahagia

terkadang sedih menderita

Sabarlah wahai kawanku

terima kenyataan

semua telah menjadi

ketetapan Ilahi

Ridha ataupun tidak

semua telah berlaku

sabarlah menerimanya

Reff:

Ketenangan dan kebahagiaan

hanya ada pada sisi-Nya

maka janganlah kau mencarinya

pada selain-Nya

o… dibalik semua

kejadian yang kau alami

pasti akan ada hikmahnya

yang terbaik yang Ia berikan

untuk kita semua

yakinilah …..

Taubat

Taubat adalah awal

membersihkan niat beramal

kekuatan tetap melangkah

menggapai cita tanpa lelah

Taubat adalah pertengahan

dosa dapat tergugurkan

penjagaan dari keterjerumusan

tetap lurus dalam tujuan

Taubat adalah akhir

pengakuan dari sang faqir

membersihkan noda yang ada

menyerahkan pada yang Kuasa …

Kesunyian

Kesunyian …

telah lama menepi di jiwa

melingkupi relung kalbu ini

membayani hidupku

Kehampaan …

karena noda dan dosa

walau ku di puncak nan jaya

atau di keramaian

Reff

Allah…Allah ya Allah …

ulurkanlah tangan-Mu kepadaku

angkatlah daku dari sunyiku ini

yang terus berkepanjangan

Allah, Allah ya Allah

satukanlah hatiku dengan cinta-Mu

agar kedamaian yang kurasai

menyelimuti jiwa ini

Dihadapan-Mu Allah

kusingkapkan segala dosaku

dihadapan-Mu Allah

hamba bertaubat pada-Mu...

Maafkanlah

Siang dan malam terus bergantian

tidakkah engkau mau untuk memperhatikan

itulah sebagian tanda-tanda kebesaran Tuhanmu yang memiliki keagungan

Apakah engkau tak mau sadar diri

hanya mengikuti nafsu sendiri

yang tak akan pernah puas untuk berhenti

berhenti mengingkari Ilahi

Reff :

Oh .. ya Ilahi Rabbi

Maafkanlah diri ku yang hina ini

Ku memohon ampunan dan belas kasihan

atas segala keingkaran

Kau tahu kau selalu diawasinya

tapi kau selalu ingkar pada-Nyang

kau juga selalu lupa syukur pada-Nya

bahkan tak jarang pula engkau mencaci-Nya

(kembali ke bait kedua)

Lalu Mengapa???

Kau telah mengatakan siapa yang menciptakan

alam semesta yang indah dan menakjubkan ini

Lalu mengapa kau tiada menyembah-Nya ?

lalu mengapa kau menyembah selain-Nya ?

Kau telah mengatakan siapa yang memberimu nikmat

kau pun telah merasakan bahagia hanya ada pada-Nya

Lalu mengapa kau tiada mencintai-Nya ?

Lalu mengapa kau tiada takut pada-Nya ?

Reff

Kembalilah pada Allah

kembali lah pada Yang MahaMenciptakan

Kembalilah pada Allah

kembali lah sebelum semua terlambat …

Cerita Dunia

Kehidupan manusia di dunia

tak kan pernah abadi

hanya persinggahan menuju hidup

di akhirat nanti

penuh warna warni kesenangan diri

keindahan harapan yang melalaikan

Bila manusia tlah terjerat tipu daya dunia

ia akan menjadi budaknya dan melupakan Tuhan

segala upaya kan ditempuhinya

agar tergenggam dunia

bagi diriny

Tak peduli darimana harta yang ia dapatkan

Tak peduli penderitaan orang yang ia rugikan

yang tiada berdaya melawan keserakahannya

Bila menjadi pemimpin hanya memberi kezaliman

bila menjadi hartwan tak pernah untuk bersedekah

kedudukan dan nikmat Tuhan

tak mau disyukuri selalu kufur …

Sadarlah wahai kawan

semuanya tak kan kekal

kelak kau kan menderita

penuh dengan penyesalan

Kembalilah kepada Allah …

Permata Hati

Engkaulah yang menjadi

permata hati kami

Engkaulah yang menjadi

mutiara akal ini

Engkaulah yang menerangi kegelapan jiwa ini

Engkaulah yang menunjuki jalan keselamatan

Ya…Nabiyallah

Ya…Rasulallah

Ya…Habiballah

shalawat dan salam untukmu

semoga kami dapat bertemu

denganmu …

Senandung Islam

Semoga Bersua Kembali

Semoga kita bersua kembali

Dalam nuansa cinta dan kasih

Cinta karena Ilahi hingga di akhirat nanti

Buanglah iri dan benci

Rasa dendam di diri

Kita umat yang satu

Janganlah berserteru

Mari saling berjabatan

Mohonkan kemaafan

Saling mengikhlaskan diri

Atas sgala kesalahan

Usahlah disedihkan hati

Apa yang telah terjadi

semua akan menjadi

Memori hidup ini …

Rabu, 21 Juli 2010

Cinta Dan Kedamaian

Bila kita menyebarkan cinta untuk orang disekeliling kita maka kita akan merasa damai dimanapun kita berada karena dengan cinta kita mampu membebaskan diri dari kebencian. Kebencian membuat hidup kita menderita. Tidur tak nyenyak, makanpun tidak enak. Dimanapun kita berada kita cemas dan penuh ketakutan.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala memerintahkan kita agar kita mencintaiNya. Cara mudah agar kita bisa mencintaiNya adalah dengan menyebarkan cinta untuk orang-orang disekeliling kita, lingkungan dan masyarakat. karena pada dasarnya alam semesta adalah Tajalli-Nya.

Sebagaimana Sabda Nabi, Kalau kalian mencintai Allah, ikutlah aku (HR. Muslim). Seperti kita tahu bahwa Nabi Muhammad mencintai sesamanya dengan setulus hati dengan membebaskan masyarakat dari perbudakan dan kebodohan. Akhlak dan perilaku Nabi sangat menghormati orang lain dengan istilah lainnya memanusiawikan manusia. inilah makna perintah 'Amar Ma'ruf.' Mengajak dalam kebaikan.

Maka perintah 'Amar Ma'ruf atau mengajak dalam kebaikan berarti sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi, sebagai bukti cinta kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala adalah mencintai sesama dengan setulus hati. Menyebarkan virus cinta untuk orang-orang disekeliling kita, lingkungan dan masyarakat dan akhirnya memberikan kedamaian untuk alam semesta.

Fadhilah Istighfar

Pernah suatu ketika Imam Hasan al-Basri didatangi oleh tamu. Tamu pertama, menyampaikan perihal kekeringan, Tamu kedua, perihal hutang, tamu ketiga, perihal keturunan. Imam Hasan al-Basri menjawab semua keluhan ketiga tamunya dengan membacakan satu ayat di dalam al-Quran.

'Mohon ampunlah kepada Tuhanmu. Sesungguhnya, Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebatnya, melimpahkan harta dan anaka-anak bagimu, serta mengadakan kebun-kebun untukmu dan mengadakan sungai-sungai untukmu. (QS. an-Nuh: 10-12).

Paling tidak ada empat fadhilah Istighfar yang terkandung di dalam tiga ayat di dalam surat Nuh. Mari kita kita perhatikan fadhilah istighfar berikut dibawah ini.

Pertama, orang yang memiliki kebiasaan beristighfar tidak akan mengalami kekeringan. Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan selalu melimpahkan air hujan tanpa harus menjadi banjir atau mencana bagi orang tersebut.

Kedua, orang yang memiliki kebiasaan istighfar, Allah akan senantiasa mengucurkan rizki dan menghindarkan diri kita dari lilitan hutang sehingga harta yang kita miliki menjadi membawa berkah bagi diri kita dan keluarga kita maupun untuk orang-orang sekeliling kita.

Ketiga, orang yang memiliki kebiasaan istighfar, Allah akan memberikan momongan atau anak-anak yang sholeh dan berbakti kepada kedua orang tuanya sehingga di dalam keluarga memiliki ketenteraman dan kebahagiaan selalu.

Keempat, orang yang memiliki kebiasaan istighfar, Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan memberikan kita tempat usaha yang diberkahi dengan digambarkan dengan memberikan kebun dan sungai-sungai dengan pemandangan yang indah.

Dari keempat fadhilah istighfar diatas bahwa beristighfar adalah kemampuan kita untuk melakukan instropeksi diri atau yang disebut dengan 'Muhasabah' maka kita mengetahui penyebab akar masalah sekaligus kita menemukan solusi dari masalah itu sendiri. Itulah makna fadhillah istighfar.

Musibah Sebagai Jembatan Kemuliaan

Ditengah kebahagiaan hadir. Tiba-tiba musibah datang memporakporandakan semua. Musibah menjadi terasa teramat berat karena kita sedang berbahagia. Biasanya ditengah kebahagiaan seperti itu kita lengah. Jika ada hal yang buruk kita benar-benar terhenyak dibuatnya. Sama sekali tidak kita sangka.

Kebahagiaan mampu membuat diri kita mabuk kepayang. Kita tidak dalam keadaan sadar dan mawas diri dengan keadaan sekeliling kita karena kita merasakan kenikmatan yang tiada tara sehingga begitu tertimpa kepedihan membuat tubuh kita seolah terguncang hebat. Tanpa kita sadari terucap oleh kita.

'Ya Allah, kenapa ini terjadi pada diri ku? Aku tidak lalai, tapi aku tidak siap. Aku tidak melupakan diriMu, tetapi aku sedang berbahagia.'

Sabar menerima musibah membuat tubuh kita menjadi ringan dari penderitaan bahkan mampu menghapus dosa-dosa kita. Setiap diri kita senantiasa memiliki potensi untuk datangnya musibah dan musibah yang datang akan disesuaikan dengan kadar kemampuan kita dalam menerimanya karena Allah sangatlah memahami seberapa kekuatan kita dalam menerima setiap musibah sehingga Allah tidak akan memberikan musibah diluar kesanggupan kita. Cuman seringkali kita tidak peka dan segera mencari akar musibah sehingga kita menyelesaikan musibah atas petunjuk Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Musibah hadir di dalam kehidupan kita sebagai proses menyucikan kita dari segala kotoran yang melekat dalam jiwa kita sehingga dosa dan segala kotoran jiwa kita dibersihkan dengan kekuatan daya pembersihannya. Bahkan sebagian kalangan ulama mereka terkadang memohon kepada Allah agar diberikan musibah dan penderitaan sebagai wujud pembersihan diri atau yang disebut dengan 'Tazkiyatun Nafs.' sebab baginya musibah adalah jembatan menuju kemuliaan dalam hidup ini.

Bila kita memahami bahwa musibah sebagai jembatan menuju kemuliaan di dalam kehidupan kita maka sudah sepatutnya kita mampu menyambut disetiap musibah dengan lapang dada dan rasa optimis di dalam hidup ini bahwa Allah memuliaan hidup kita dengan berbagai cara yang indah, terkadang sekalipun kita merasakan hal itu menyakitkan dan membuat hati terasa pedih.

---
Dan Sesungguhnya akan kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila tertimpa musibah mereka mengucapkan 'inna lillaahi wa inna ilaihi raajiuun' (Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepadaNya kami akan kembali). Mereka itulah yang mendapatkan keberkahan yang sempurna dan rahmat Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapatkan petunjuk. (al-Baqarah : 155 : 157).